SIKAP SEORANG MUSLIM MENGHADAPI FITNAH
Kita hidup di zaman fitnah yang begitu dahsyat melanda kaum muslimin. Bagaikan gelombang yang silih berganti datang menerpa pantai, begitu juga fitnah akhir zaman yang telah disebutkan Rasulullah-shallallahu ‘aliahi wa sallam- .
Betapa tidak, fitnah syubuhat yang meluluh-lantahkan agama seorang muslim, dan fitnah syahawat yang menjerumuskannya ke dalam kubangan maksiat…begitu dahsyatnya menyambar-nyambar dan akan menjungkir balikkannya …seandainya Allah tidak menjaga dan memeliharanya.
Zubair bin Adi, dia berkata:”kami datang menemui Anas bin malik mengadukan penderitaan yang kami dapati dari perlakuan Alhajjaj, maka beliau berkata:
اصْبِرُوا فَإِنَّهُ لَا يَأْتِي عَلَيْكُمْ زَمَانٌ إِلَّا الَّذِي بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ حَتَّى تَلْقَوْا رَبَّكُمْ سَمِعْتُهُ مِنْ نَبِيِّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.رواه البخاري
Sabarlah, sesungguhnya tidak akan datang pada kalian suatu zaman kecuali yang berikutnya lebih buruk dari yang sebelumnya hingga kalian bertemu dengan Rabb kalian, begitu yang kudengar dari Nabi Kalian-shallallahu ‘alaihi wa sallam.HR. Bukhari.
Makna fitnah
Fitnah secara bahasa artinya adalah ujian, di dalam Alquran, kata finah mengandung beberapa maknya, antara lain:
1. Syirik, Allah berfirman:
وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّى لا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ كُلُّهُ لِلَّهِ
Dan perangilah mereka hingga tidak ada lagi fitnah(kesyirikan) dan agama seluruhnya menjadi milik Allah. QS. Al-anfal: 39
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِنْدَ اللَّهِ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ
Mereka bertanya padamu tentang bulan haram, apa hukum berperang padanya, katakan: berperang padanya adalah perkara besar, sementara menghalangi(manusia) dari jalan Allah dan kufur padanya dan menghalangi (manusia) dari masjidil haram dan mengusir penduduknya darinya lebih besar di sisi Allah, dan fitnah(kekafiran) itu lebih besar dari memerangi mereka.QS: Albaqarah: 217.
2. Bermakna: siksaan, Allah berfirman:
ذُوقُوا فِتْنَتَكُمْ هَذَا الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تَسْتَعْجِلُونَ
maka rasakanlah siksaan kalian, inilah yang dahulu kalian minta menyegerakannya. QS.az-Zariyat: 14.
إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ
Sesungguhnya orang-orang yang menyiksa kaum mukminin dan mukminat kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab neraka jahannam dan bagi mereka azab yang membakar. QS: al-buruj: 10.
3. Bermakna ujian, Allah berfirman:
وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً
Dan kami akan menguji kalian dengan kejelekan dan kebaikan sebagai bentuk fitnah(ujian). QS: Al- Anbiya: 35.Allah juga berfirman:
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ
Sesungguhnya harta-harta kalian dan anak-anak kalian adalah fitnah(ujian) QS: at Taghabun:15.
4. bermakna bencana dan hukuman, Allah berfirman:”
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً
Dan takutlah fitnah(bencana) yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim diantara kalian saja secara khusus. QS.Al-Anfal:25.
5. Menghalangi manusia dari jalan Allah. Allah berfirman:
Hadis-hadis Nabi tentang munculnya fitnah akhir zaman
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ لَأَيَّامًا يَنْزِلُ فِيهَا الْجَهْلُ وَيُرْفَعُ فِيهَا الْعِلْمُ وَيَكْثُرُ فِيهَا الْهَرْجُ وَالْهَرْجُ الْقَتْل.رواه البخاري
Sesungguhnya sebelum kedatangan hari kiamat akan ada hari-hari yang turun padanya kejahilan, dan ilmu diangkat, dan akan terjadi banyak alharaj yaitu pembunuhan. HR Bukhari.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ” يتقارب الزمان ويقبض العلم وتظهر الفتن ويلقى الشح ويكثر الهرج، وقالوا: ومالهرج يا رسول الله ؟ قال: القتل ” .رواه البخاري
Dari Abu Hurairah-radhiallahu ‘anhu dia berkata: bersabda Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-:” zaman menjadi dekat, ilmu dicabut, dan muncul berbagai fitnah, kekikiran meraja rela dan banyak terjadi alharaj (pembunuhan), mereka bertanya:” apa itu Haraj ya Rasulullah:?beliau menjawab:”yaitu pembunuhan. HR. Bukhari.
Berkata Hudzaifah Ibnul Yaman: Suatu hari Umar bertanya:”
أَيُّكُمْ يَحْفَظُ قَوْلَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْفِتْنَةِ قُلْتُ أَنَا كَمَا قَالَهُ قَالَ إِنَّكَ عَلَيْهِ أَوْ عَلَيْهَا لَجَرِيءٌ قُلْتُ فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ وَجَارِهِ تُكَفِّرُهَا الصَّلَاةُ وَالصَّوْمُ وَالصَّدَقَةُ وَالْأَمْرُ وَالنَّهْيُ قَالَ لَيْسَ هَذَا أُرِيدُ وَلَكِنْ الْفِتْنَةُ الَّتِي تَمُوجُ كَمَا يَمُوجُ الْبَحْرُ قَالَ لَيْسَ عَلَيْكَ مِنْهَا بَأْسٌ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ إِنَّ بَيْنَكَ وَبَيْنَهَا بَابًا مُغْلَقًا قَالَ أَيُكْسَرُ أَمْ يُفْتَحُ قَالَ يُكْسَرُ قَالَ إِذًا لَا يُغْلَقَ أَبَدًا قُلْنَا أَكَانَ عُمَرُ يَعْلَمُ الْبَابَ قَالَ نَعَمْ كَمَا أَنَّ دُونَ الْغَدِ اللَّيْلَةَ إِنِّي حَدَّثْتُهُ بِحَدِيثٍ لَيْسَ بِالْأَغَالِيطِ فَهِبْنَا أَنْ نَسْأَلَ حُذَيْفَةَ فَأَمَرْنَا مَسْرُوقًا فَسَأَلَهُ فَقَالَ الْبَابُ عُمَر.رواه البخاري
adakah diantara kalian yang menghafalkan Hadis Rasulullah tentag fitnah? Hudzaifah berkata: Saya hafal seperti apa yang disebutkan Nabi, Umar menjawab: sungguh kamu berani menjawabnya, bagaimana Beliau bersabda tentang hal itu?Aku menjawab: fitnah seseorang pada keluarga, anak-anak dan tetangganya, akan dapat dihapus dengan sholat, shadaqah dan amar ma’ruf( nahi mungkar) Umar berkata: bukan hal ini yang ku ingginkan, tetapi yang kumaksudkan adalah fitnah yang datang bagaikan gelombang lautan. Berkata hudzaifah: tidak ada masalah bagimu dengan fitnah tersebut- wahai amirul mukminin-, antaramu dan fitnah itu ada pintu yang terkunci. Umar bertanya: apakah kelak pintu itu dirusak atau dibuka, Hudzaifah berkata: tidak, tetapi pintu itu akan dirusak. Umar bertanya:’ sekiranya pintu itu dirusak maka tiadak akan dapat ditutup kembali? Hudzaifah berkata: ya benar.Berkata salah seorang perawi: kami segan bertanya pada Hudzaifah siapa yang dimaksud dengan “pintu “tersebut, maka kami meminta agar Masruq bertanya padanya siapakah yang dimaksudkan dengan pintu itu, maka Masruq bertanya pada Hudzaifah dan ia menjawab bahwa pintu fitnah itu adalah Umar. Kembali Masruq bertanya:apakah Umar mengetahui bahwa dialah pintu fitnah tersebut?dia menjawab: ya, sebagaimana dia mengetahui bahwa sebelum esok akan datang malam terlebih dahulu, karena aku telah memberitakannya dengan hadis yang tidak ada padanya kekeliruan”. HR. Bukhari.
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ رَبِّ الْكَعْبَةِ قَالَ دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ فَإِذَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ جَالِسٌ فِي ظِلِّ الْكَعْبَةِ وَالنَّاسُ مُجْتَمِعُونَ عَلَيْهِ فَأَتَيْتُهُمْ فَجَلَسْتُ إِلَيْهِ فَقَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَنَزَلْنَا مَنْزِلًا فَمِنَّا مَنْ يُصْلِحُ خِبَاءَهُ وَمِنَّا مَنْ يَنْتَضِلُ وَمِنَّا مَنْ هُوَ فِي جَشَرِهِ إِذْ نَادَى مُنَادِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّلَاةَ جَامِعَةً فَاجْتَمَعْنَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّهُ لَمْ يَكُنْ نَبِيٌّ قَبْلِي إِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَيْهِ أَنْ يَدُلَّ أُمَّتَهُ عَلَى خَيْرِ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ وَيُنْذِرَهُمْ شَرَّ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ وَإِنَّ أُمَّتَكُمْ هَذِهِ جُعِلَ عَافِيَتُهَا فِي أَوَّلِهَا وَسَيُصِيبُ آخِرَهَا بَلَاءٌ وَأُمُورٌ تُنْكِرُونَهَا وَتَجِيءُ فِتْنَةٌ فَيُرَقِّقُ بَعْضُهَا بَعْضًا وَتَجِيءُ الْفِتْنَةُ فَيَقُولُ الْمُؤْمِنُ هَذِهِ مُهْلِكَتِي ثُمَّ تَنْكَشِفُ وَتَجِيءُ الْفِتْنَةُ فَيَقُولُ الْمُؤْمِنُ هَذِهِ هَذِهِ فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُزَحْزَحَ عَنْ النَّارِ وَيُدْخَلَ الْجَنَّةَ فَلْتَأْتِهِ مَنِيَّتُهُ وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَلْيَأْتِ إِلَى النَّاسِ الَّذِي يُحِبُّ أَنْ يُؤْتَى إِلَيْهِ وَمَنْ بَايَعَ إِمَامًا فَأَعْطَاهُ صَفْقَةَ يَدِهِ وَثَمَرَةَ قَلْبِهِ فَلْيُطِعْهُ إِنْ اسْتَطَاعَ فَإِنْ جَاءَ آخَرُ يُنَازِعُهُ فَاضْرِبُوا عُنُقَ الْآخَرفَدَنَوْتُ مِنْهُ فَقُلْتُ لَهُ أَنْشُدُكَ اللَّهَ آنْتَ سَمِعْتَ هَذَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَهْوَى إِلَى أُذُنَيْهِ وَقَلْبِهِ بِيَدَيْهِ وَقَالَ سَمِعَتْهُ أُذُنَايَ وَوَعَاهُ قَلْبِي فَقُلْتُ لَهُ هَذَا ابْنُ عَمِّكَ مُعَاوِيَةُ يَأْمُرُنَا أَنْ نَأْكُلَ أَمْوَالَنَا بَيْنَنَا بِالْبَاطِلِ وَنَقْتُلَ أَنْفُسَنَا وَاللَّهُ يَقُولُ{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا }قَالَ فَسَكَتَ سَاعَةً ثُمَّ قَالَ أَطِعْهُ فِي طَاعَةِ اللَّهِ وَاعْصِهِ فِي مَعْصِيَةِ اللَّهِ .رواه مسلم
Dari Abdurrahman bin Abd Rabbil ka bah, dia berkata: aku masuk ke dalam sebuah masjid, tiba-tiba kudapati Abdullah bi Amr bin al-Ash sedang duduk di bawah naungan Ka’bah ditengah tengah kerumunan manusia yang mengintarinya, maka aku pergi mendatangi mereka dan aku duduk mendekatinya, maka dia berkata: Dahulu kami pernah bersama Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam- dalam suatu perjalanan, kamipun singgah di suatu tempat. Diantara kami ada yang memperbaiki tendanya dan ada juga yang berlatih memanah dan ada juga yang mengembalakan hewan tunggangannya, tiba-tiba dikumandangakan seruan oleh muazzin Rasulillah agar berkumpul untuk shalat, maka kami segera berkumpul bersama Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam-selepas itu beliau bersabda: sesungguhnya tidak pernah ada Nabi sebelumku kecuali wajib atasnya untuk memberitahukan umatnya atas segala kebaikan yang dia ketahui untuk mereka, dan memperingatkan mereka dengan segala keburukan yang dia ketahui untuk mereka, dan sesungguhya umat kalian ini dijadikan keselamatannya pada generasi awalnya dan akan datang menimpa generasi akhir uamt ini bencana dan perkara-perkara yang kalian ingkari.Akan datang fitnah yang saling melemahkan satu dengan yang lainnya..akan datang fitnah sehingga berkata seorang mukmin:” inilah fitnah yang membinasakanku, kemudian fitnah tersebut hilang…kemudian dia datang kembali sehingga berkata seorang mukmin: mungkin inilah..inilah (yang membinasakanku. Maka barang siapa yang ingin dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga…maka hendaklah dia mati tatkala ajal menjemputnya dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hendaklah dia mendatangi (mempergauli)manusia dengan baik sebagaimana yang dia ingginkan agar manusia berbuat yang serupa padanya, maka barang siapa yang telah membaiat seorang pemimpin dan memberikan padanya uluran tangan dan buah hatinya, maka hendaklah dia mematuhinya semampunya, jika ada yang lain inggin merebut kekuasaan darinya maka hendaklah kalian memenggal leher (memerangi) orang yang memberontak tersebut.Kemudia aku mendekatinya dan bertanya: aku bersumpah demi Allah,benarkah anda mendengarnya langsung dari Rasulullah? Maka dia menunjuk ke telinga dan dadanya sembari berkata: kedua telingku ini benar-benar mendengarnya dan hatiku memahaminya. Kemudian aku berkata padanya: lihatlah ini anak pamanmu Muawiyah dia memerintahkan kami untuk memakan harta antara kami dengan batil dan saling membunuh diri kami, padahal Allah berfirman:”Wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian memakan har-harta kalian diantara kalian dengan jalan yang bati kecuali dengan jual dengan keridhoan antara kalian dan janganlah kalian bunuh diri-diri kalian sesungguhnya Allah begitu sayangnya terhadap kalian. Maka Abdullah diam beberapa saat dan kemudian berkata: taatilah dia dalam ketaatan kepada Allah dan jangan patuhi dia dalam maksiat kepada Allah. HR. Muslim.
Komentar
Posting Komentar